Sabtu, 02 Januari 2010

Tiga Tipe Manusia Berdasarkan Etos Kerja



Dalam menghadapi hidup, manusia tak akan pernah lepas dari tantangan. Setiap orang menghadapi tantangan dengan cara yang berbeda. Ada yang menganggap tantangan merupakan kesenangan tersendiri, ada pula yang tidak menyukai tantangan. Dan ada tiga tipe manusia dilihat dari etos kerja/ semangat mereka dalam melewati tantangan.



1. Quieter
Manusia tipe quieter adalah orang-orang yang pasif. Mereka memiliki etos kerja rendah atau bahkan tak punya sama sekali. Orang-orang quieter hanya akan berjalan di tempat tanpa ada kemajuan dalam hidupnya. Mereka ditandai dengan rasa pesimis yang tinggi dalam menghadapi tantangan. Contohnya adalah siswa yang ‘optimis’ remidi sebelum mengerjakan soal ulangan.

2. Camper
Orang-orang di dunia kebanyakan masuk dalam kategori manusia tipe camper. Setelah melalui tantangan dan berada di ‘tempat aman’, mereka akan berhenti berusaha. Mereka cenderung mempertahankan posisi tersebut. Para camper biasanya puas dengan ‘nilai yang baik’ meskipun belum maksimal. Contohnya adalah siswa yang puas dengan nilai SKM, dan mempertahankan nilai itu meskipun ia tahu ada yang lebih tinggi.

3. Climber
Manusia bertipe climber adalah pejuang sejati. Berbeda dengan para camper, mereka tak puas dengan hanya bermain aman. Para climber akan terus berusaha hingga mencapai puncak yaitu nilai maksimum dari apa yang dikerjakannya. Tipe ini ditandai dengan semangat yang tinggi dan penuh optimistis. Contohnya adalah siswa yang selalu ingin mendapat nilai sempurna dalam tiap ujian dan mempunyai semangat belajar tinggi dalam rangka mewujudkan keinginannya.

Layaknaya seorang pendaki gunung yang memiliki banyak peralatan dan bekal untuk menaklukkan tingginya gunung yang didaki, seorang climber juga membutuhkan banyak bekal. Berikut adalah bekal yang harus Anda persiapkan untuk menjadi seorang climber sejati.



1. Creative
Orang kreatif adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, pencetus ide dan gagasan gemilang. Contohnya di tangan orang kreatif, susu dan stroberi bisa menjadi satu, bahkan susu dan bantal pun bisa dibuat satu.

2. Problem Solving
Hal ini penting bagi seorang climber. Dan untuk mencapai tingkat kemampuan problem solving 100% maka harus dimulai dan dilatih sejak dini. Misalnya seorang siswa yang diajak belajar Matematika dan tingkat yang paling rendah. Diajak memecahkan masalah penjumlahan hingga trigonometri (yang mudah hingga sulit), sehingga memiliki kemampuan problem solving tinggi.

3. Religi dan Konsep Diri
Agar menjadi climber, seseorang harus membekali dirinya dengan akidah/ agama. Sehingga mampu menghadapi berbagai situasi, bahkan sewaktu blind spot sekalipun. Selain itu, mereka juga harus memiliki konsep diri yang lebih mengarah pada penerimaan diri yang baik.

4. Skill
Untuk bisa mengalahkan raksasa kehidupan, seorang manusia harus memiliki keahlian yang beragam. Agar ketika pedang tak mampu mengalahkan raksasa kehidupan, kita mempunyai pisau yang siap membantu.

Demikian berbagai hal yang bisa digunakan untuk menjadi seorang climber. Siapkah Anda?

Ditulis oleh Ahmad Hasan Saifurrisal (penulis blog Zinedine Risal Nara)
Terinspirasi oleh M. Taufiqur Rohman, S. Psi, guru kesenian SMA Negeri 2 Bojonegoro

2 januari 2010 pukul 19.27 WIB

3 komentar:

  1. yah hasan... artikel tentang itu juga mau aku posting...

    tapi gak papa lah,, yang duluan yang dapet posting...

    ijin nyimak aja

    BalasHapus
  2. Bagus artikelnya mas, ijin nyimak

    BalasHapus