Selasa, 18 Agustus 2009

Prediksi Final The Master Season 3 Vs Season 4

The Master akan kembali mendapat The Next Master Jumat depan. Setelah sebelumnya ada Joe Sandy yang dinobatkan sebagai The Next Master setelah mengandaskan Limbad di final duel, kini ada dua kandidat yang akan bertarung memperebutkan gelar The Master, mereka adalah Rizuki – princess magician dari season 3 dan Cosmo – flamboyant fakir dari season 4. Duel ini akan sangat menentukan karena siapa pun yang memenangkannya akan menemani Deddy Corbuzier, Romy Rafael, Joe Sandy, dan Tarno sebagai Master. Bagaimanakah kira-kira pertarungan antara Rizuki dan Cosmo? Saya akan mencoba membuat prediksi jalannya final The Master season 3 versus season 4.


1. Permainan
Aliran magic yang dianut keduanya benar-benar bertolak belakang. Rizuki yang mengandalkan kecepatan tangan dalam bermain, atau disebut classic magic, sementara Cosmo mengandalkan kekuatan tubuhnya untuk melakukan hal-hal ekstrem yang biasa disebut fakir magician. Keduanya telah terbukti kehebatannya. Rizuki yang sejak kecil telah bermain magic memang telah jago dalam bidangnya, apalagi di final The Master season 3, dia mengalahkan Bayu Gendeng yang notabene beraliran sama dengan Cosmo. Sementara Cosmo, telah berhasil menjawab keraguan masyarakat Indonesia setelah mendapat pujian dari Limbad di final The Master season 4.

2. Gaya Bermain
Gaya bermain yang ditunjukkan keduanya sangat melekat di hati pemirsa The Master. Rizuki, sebagai classic magician selalu diam dalam permainannya, namun dengan senyum dan penguasaan panggung yang baik, ia layak mendapat acungan jempol. Gayanya yang bersemangat dalam setiap penampilan, menampilkan jiwa remajanya. Sementara Cosmo, telah diketahui membawa gaya baru dalam The Master, flamboyant. Gaya ini terbukti disukai para juri karena kelucuan karakter Cosmo, terutama gaya Cosmo dalam bergoyang yang mengundang gelak tawa penonton.

3. Karakter
Karakter Rizuki, seperti telah diungkapkan di atas, remaja banget, pasti akan mampu mengundang simpati para penonton remaja. Sementara Cosmo yang karakternya flamboy dan lebay mampu membuat penonton bersimpati padanya. Jadi soal karakter siapa yang lebih kuat, tergantung dari umur pemirsa, dan gender.

4. Musik
Musik yang pas selau mengiringi permainan keduanya. Rizuki dengan musik yang ceria khas jiwa muda, sementara Cosmo dengan musik yang menegangkan mampu membawa penonton seakan ikut merasakan permainan ekstrem Cosmo. Bila keduanya dipertahankan, pasti akan membuat keduanya dalam keadaan berimbang.

5. Makna Permainan
Seperti layaknya permainan classic lain, permainan Rizuki sebnarnya tak terlalu membekas di hati pemirsa bila dibandingkan dengan permainan mentalist Deddy, permainan ilusi Denny Darko, atau permainan hypnosis Romy. Namun, satu catatan yaitu di permainan terakhirnya, Rizuki mampu memberi makna yang dalam di permainannya. Kala itu ia berpesan, gapailah cita-cita setinggi mungkin. Sementara, Cosmo yang bermain fakir yang seharusnya mampu memberi makna permainan terlihat belum bisa melakukannya sejauh ini. Kita tunggu, apakah permainan Cosmo di Final Duel nanti bisa bermakna bagi penonton.

Keduanya tampak berimbang di semua sisi. Namun, ada satu kebocoran Cosmo, yaitu belum mampu memberi makna di setiap permainannya. Andaikan hal tersebut dapat diperbaiki, pasti duel final nanti akan semakin seru dan berimbang.

Artikel ini ditulis oleh Zinedine Risal Nara hari Selasa, 18 Agustus 2009 pukul 6.53 WIB.

1 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus