Rabu, 12 November 2008

Astronomi

Kata astronomi berasal dari dua kata bahasa Yunani, astron yang berarti bintang dan nemein yang berarti menamakan. Walaupun cikal bakal astronomi berawal ribuan tahun sebelum orang-orang Yunani kuno mulai mempelajari bintang, ilmu astronomi selalu berdasarkan prinsip yang sama, yaitu menamakan bintang. Banyak nama bintang yang berasal langsung dari orang-orang Yunani karena merekalah ahli astronomi pertama yang membuat daftar sistematis dari semua bintang yang dapat mereka lihat.
Pada sejumlah peradaban awal, letak bintang-bintang yang terlihat saling berhubungan ditetapkan dengan menyatukan bintang-bintang tersebut dalam gugus-gugus yang tampak membentuk pola-pola tertentu di langit malam. Salah satu dari gugus itu tampak seperti sungai yang berkelok sehingga diberi nama Eridanus, sungai besar. Gugus lainnya, yang menyerupai pemburu dengan sabuk cerah, disebut Orion, si pemburu. Bintang diberi nama sesuai dengan tempatnya dalam pola dan diberi peringkat sesuai dengan kecerahannya. Misalnya, bintang yang paling terang pada konstelasi Skorpius disebut α Scorpii karenamerupakan huruf pertama dalam aksara Yunani dan disebut juga Antares yang berarti Mars yang lain karena sinarnya berwarna merah dan menyerupai Mars, planet yang berwarna merah darah.

MENGAMATI LANGIT
Para astronom pertama adalah gembala yang mengamati langit untuk menemukan tanda-tanda perubahan musim. Malam-malam yang terang merupakan kesempatan untuk mengenali pola-pola yang sudah dikenal dan gerakan-gerakan benda-benda langit yang palin terang.

MEMPELAJARI BINTANG
Hampir setiap budaya mempelajari bintang. Pada masa 'kelam' di Eropa ilmu astronomi dilestarikan oleh orang-orang berbahasa Arab. Daftar bintang Yunani diperbaiki oleh seorang astronom Arab bernama Al-Sufi (903-986).

DARI TAKHAYUL SAMPAI ILMU
Ilmu astronomi tumbuh dari kepercayaan pada astrologi, kekuatan yang dimiliki planet dan bintang untuk mempengaruhi kehidupan di Bumi. Setiap planet dipercaya memiliki kepribadian dan kekuatan salah satu dewa. Mars, dewa perang, menentukan perang, wabah, kelaparan, dan kematian karena kekerasan.

Diambil dari 'Jendela Iptek Astronomi' terbitan Balai Pustaka Jakarta ditulis oleh Kristen Lippincott

Tidak ada komentar:

Posting Komentar