Minggu, 09 November 2008

Ketika Cinta Bertasbih Berikan Pelajaran Religius

Ketika Cinta Bertasbih Berikan Pelajaran Religius
Tak mudah untuk membuat karya novel yang menjadi best seller, apalagi mega best seller. Namun, di tangan penulis seperti Habiburrahman El Shirazy, semua itu menjadi mudah dan mungkin untuk diwujudkan. Karya-karyanya sebagian besar adalah best seller Indonesia, namun ada karyanya yang spesial diantara best seller-best seller lainnya. Karya itu adalah novel Ketika Cinta Bertasbih yang menjadi novel mega best seller Indonesia. Bagaimana tidak, edisi asli di Indonesia saja kurang dari satu tahun telah terjual 150.000 eksemplar dalam enam kali cetakan.

Founder dan pengasuh utama pesantren karya dan wirausaha BASMALA INDONESIA ini memberikan nuansa baru dalam dunia pernovelan Indonesia. Disaat banyak novel yang beredar tanpa 'isi', Habiburrahman El Shirazy tetap konsisten pada karya-karya novelnya yang berbau religius. Namun, tetap menjadi best seller, bahkan mega best seller!
Cerita seorang mahasiswa Indonesia yang kuliah di Al Azhar ini tak hanya cerita kosong belaka, namun dalam ceritanya tetap memuat pelajaran-pelajaran religius. Ada yang disampaikan dengan cara diselipkan dalam suatu cerita agar pembacanya yang dapat mengerti dan mengambil hikmahnya sendiri, ada pula yang disampaikan secara 'langsung'. Contohnya disampaikan secara 'langsung' adalah seperti ketika Azzam memberikan pengajian kitab Al Hikam atau saat memberi pengajian Tafsir Jalalain. Novelis kelahiran Semarang ini, tak sembarangan dalam menulisnya. Ia menggunakan kitab-kitab pendamping saat menulis.
Ketika Cinta Bertasbih yang merupakan novel dwilogi ini, menceritakan tentang kisah mahasiswa asal Indonesia yang kuliah di Al Azhar, Cairo. Mahasiswa ini tak lain adalah Azzam. Selain Azzam, ada juga tokoh lain seperti Furqan, Eliana, Anna, Husna, Fadhil, Cut Mala, Zumrah, dan tokoh-tokoh lain. Masing-masing tokoh mempunyai karakter-karakter tersendiri yang dapat dijadikan teladan pembacanya, tentunya selain meneladanani Nabi Muhammad SAW. Cerita tentang liku-liku percntaan dan perjuangan dalam segala hal, membuat para pembacanya seakan terbawa masuk ke dalam alur cerita. Termasuk aku yang sangat sulit berhenti ketika sudah terlanjur membaca. Bahkan, aku menyelesaikan satu kali membaca dalam satu hari saja.
Bila saat membacanya kita benar-benar meresapi dan mendalai apa sesungguhnya isi novel ini, maka sangat banyak pelajaran religius yang tersisip dalam alur ceritanya. Seakan-akan, setiap satu halaman pasti terdapat pelajaran religinya. Sangat cocok dibaca untuk para pemuda Indonesia, khususnya yang berekolah SMA, karena di novel ini diceritakan bagaimana seorang Azzam yang tetap teguh dalam memegang prinsip-prinsip Islam.
Karya-karya pria yang biasa dipanggil Kang Abik ini banyak sekali yang sudah terbukti menjadi mega best seller bahkan di Asia Tenggara! Diantaranya Ayat Ayat Cinta, Pudarnya Pesona Cleopatra, Di Atas Sajadah Cinta, Ketika Cinta Bertasbih dan Dalam Mihrab Cinta. Jadi keimpulannya, bagi para pemuda Indonesia yang haus akan pelajaran religi yang dikemas dalam novel yang menarik, bacalah Ketika Cinta Bertasbih! Sesuai pesan penulisnya, "beli yang asli, baca minimal tiga kali, Insya Allah Anda mendapat pengayaan jiwa."

1 komentar:

  1. Karya yang menyentuh hati...
    Apalagi mau difilmkan Sinemart. Semoga sebagus novelnya

    BalasHapus